M. Nuh Tentang Fenomena Mobil Esemka

M. Nuh Tentang Fenomena Mobil Esemka - Di awal tahun ini masyarakat mendapatkan suguhan kehadiran mobil buatan siswa SMK.Mobil ini disambut antusias. Ini bisa dilihat dan dirasakan dalam pemberitaan di media massa cetak dan elektronik.

M. Nuh Tentang Fenomena Mobil Esemka

Bukan saja telah menyita perhatian masyarakat, tapi juga menyita halaman dan menjadi sajian utama (headline) beberapa media massa cetak dan elektronik. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh siswa SMK dalam menghasilkan produk mobil Esemka itu bukan sesuatu yang tiba-tiba dan kebetulan.Prosesnya telah dilalui dalam tigaempat tahun terakhir,sehingga memang telah disiapkan. Kalaupun kemudian masyarakat seperti terkaget-kaget dengan kehadiran mobil itu wajar adanya,karenamemangselama ini kegiatan mereka belum terekspos besar-besaran.

Tulisan berikut selain ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi masyarakat yang antara lain ditunjukkan lewat berbagai pemberitaan di media massa, juga ingin memperjelas duduk perkara dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan terhadap prestasi anak bangsa dengan mobil Esemka ini.

M. Nuh Tentang Fenomena Mobil Esemka 1

Tiga Hal

Sedikitnya ada tiga fenomenayangmenyertaipemberitaan mobil Esemka, di mana masyarakat sedemikian luas telah mengapresaiasinya, sehingga terkesan di luar kelaziman. Pertama, adanya kerinduan di tengah masyarakat untuk menghasilkan suatu karya anak bangsa, terutama karya yang berbasis pada penguasaan dan penerapan teknologi.Mobil Esemka telah memberikan jawaban atas kerinduan itu, sehingga antusiasme dan apresiasi masyarakat dari berbagai golongan begitu luar biasa.

Kedua, satu produk bisa dimanfaatkan untuk membangun dan mengangkat citra. Ini bisa dilihat dari semaraknya para politisi atau masyarakat yang berlabel politisi, memanfaatkan dan mengapresiasi kehadiran mobil Esemka. Jika melihat hiruk-pikuk pemberitaan, sesungguhnya mobil Esemka telah berhasil untuk dijadikan sebagai media pencitraan bagi sebagian masyarakat. Apakah itu salah? Tidak.Itu sah-sah saja. Kita pun harus memberi penghargaan untuk itu. Karena melalui apresasi yang dilakukan itulah kini masyarakat mulai mengenal kualitas siswa SMK.

Tentu yang harus disampaikan di sini, sejatinya bukan hanya mobil Esemka yang telah berhasil dibuat oleh siswa SMK,tapi ada berbagai produk lain seperti sepeda motor, laptop, LCD, perkakas industri,dan lainnya. Ketiga, potensi dan karya anak bangsa kita melalui jalur pendidikan sebenarnya sudah menampakkan hasilnya. Ini bisa dibuktikan dengan berbagai produk yang dibuat anakanak SMK juga produk-produk penelitian atau riset di perguruan tinggi, antara lain konsorsium beberapa perguruan tinggi (ITS, ITB,UGM,UI dan Politeknik Elektronika Surabaya), insya Allah akan meluncurkan satelit nano, yang dikembangkan melalui prinsip-prisnip nano teknologi.

Universitas Airlangga telah mendapatkan apresiasi dari WHO dalam penelitian vaksin flu burung (H5N1) yang sudah siap untuk diproduksi secara massal. Ada juga kerja sama riset antara Universitas Andalas dan perguruan tinggi di Slovakia di bidang gandum— kini telah menunjukkan keberhasilannya. Itu sebagaian dari prestasi anak bangsa yang telah membuktikan keunggulan yang bisa meningkatkan rasa percaya diri (self confidence).

Semua fakta tersebut adalah menjadi bukti seperti apa yang berulang kali disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa dengan semangat kita bisa (can do spirit) disertai usaha yang sungguhsungguh, insya Allah keberhasilan itu akan menjadi kenyataan dan keniscayaan. Memang kita harus secara terusmenerus menyiapkan dan memperbesar generasi pemungkin (enabler generation) yaitu generasi yang mampu mengubah segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan semua persoalan menjadi jawaban. Pertanyaan yang muncul kemudian,apa yang harus kita lakukan berikutnya dengan telah direngkuhnya rasa percaya diri sebagai sebuah bangsa?

Kepentingan Politik?

Setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan ke depan, bukan saja terhadap mobil Esemka,tapi juga terhadap berbagai prestasi anak bangsa. Pertama, melakukan konsolidasi terhadap apa yang selama ini telah dihasilkan dan diciptakan yang tersebar di berbagai sektor, baik di dunia pendidikan maupun di lembaga- lembaga penelitian atau riset. Konsolidasi ini penting untuk meningkatkan efek penyempurna dari berbagai hasil yang telah dicapai, sekaligus menetapkan dan memfokuskan suatu produk yang layak secara teknis, ekonomis, dan sosial untuk diproduksi secara massal.

Tentu dibutuhkan keberanian dan tekad untuk segera memantapkan jalur produk yang diinginkan, sehingga bisa segera dikonkretkan. Saatnya tahun 2012 ini kita jadikan sebagai tahun konsolidasi potensi akademik, riset, ekonomi, dan bisnis serta merumuskannya dalam kebijakan yang jelas dan realistis dalam mewujudkan sebuah produk yang kita butuhkan. Pada titik inilah, maka hal kedua yang harus dilakukan adalah memberikan jaminan politik (political assurance). Jangan sampai keinginan untuk merealisasi produk-produk tadi dikalahkan dengan kepentingan politik sesaat atau kepentingan bisnis jangka pendek, sehingga mengubur hidup- hidup semangat dan prestasi yang telah dimiliki anak bangsa ini.

Ini perlu disampaikan, bukankah kita pernah memiliki pengalaman,ketika bangsa ini memasuki usia 50 tahun kemerdekaan, kita sudah memiliki produk teknologi pesawat terbang, tapi karena kepentingan politik yang lebih mengemuka, akhirnya kesempatan itu dikubur.Gagasannya tidak jalan dan kini kita menyadari ternyata apa yang dilakukan itu salah dan keliru. Kini kemampuan anak bangsa kita di bidang teknologi kembali tampak. Karena itu janganlah ada intervensi politik dan kepentingan bisnis yang berujung pada kematian dari rasa percaya diri untuk menghasilkan suatu produk.

Ketiga, sesegera mungkin untuk mewujudkan hasil konsolidasi prestasi tersebut menjadi produk nyata dan bisa dikomersialkan.Kolaborasi riil antara Kementerian Perindustrian, Perdagangan, BUMN,Pendidikan dan Kebudayaan, dan Keuangan serta kementerian dan lembaga lain akan mempercepat realisasi gagasan tersebut menjadi kenyataan. Kita sangat yakin dengan fakta: populasi 240 juta jiwa, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkelanjutan dan inklusif akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat.

Dengan demikian,produk-produk apa pun yang kita hasilkan disertai dengan jaminan kelayakan seperti mobil Esemka, akan bisa diserap pasar dalam negeri sendiri. Dengan potensi pasar sebesar itu, tidak harus rasanya kita berorientasi ekspor,karena memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri saja sudah cukup menjanjikan. Di sinilah pentingnya kita memberikan apresiasi konstruktif, sehingga rasa percaya diri dan kemampuan teknis anak bangsa menemukan tempatnya.Semoga.

MOHAMMAD NUH (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)
sumber: seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/459398/